PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA
1. Pengertian pergaulan bebas di kalangan remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity. Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan social. Remaja adalah mereka yang berumur 13 sampai 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan kanak-kanak namun belum cukup matang untuk dikatakan dewasa. Pada masa ini, remaja berusaha mencari pola hidup yang paling sesuai baginya, kadang mereka melakukan metode coba-coba, yang sering mengkhawatirkan orangtua dan lingkungan masyarakat. Pada masa remaja ini, tidak jarang individu mudah terpengaruh terhadap pergaulan bebas di lingkungannya, Pergaulan bebas adalah sebuah perilaku menyimpang yang dilakukan individu dan kelompoknya sehingga melewati batas-batas norma.
Pergaulan bebas dimasa sekarang ini sudah marak terjadi dikalangan remaja. Pada umumnya, remaja lebih mengartikan bahwa pergaulan bebas adalah suatu perbuatan dimana mereka bebas melakukan apa saja tanpa mementingkan orang lain. Para remaja hanya memikirkan kesenangan saja dan tidak menghiraukan peraturan serta norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
Remaja yang sudah terpengaruh akan pergaulan bebas, tidak lagi memikirkan bagaimana masa depan dia kelak. Mereka lebih memfokuskan diri mereka terhadap masa-masa indah di waktu remajanya. Bagi mereka tidak penting gimana nanti kedepannya, yang penting adalah sekarang, dimana mereka masih bisa melakukan sesuatu hal yang menyenangkan diri mereka sendiri dan tidak merugikan orang lain .
Seseorang yang terjerumus kedalam pergaulan bebas, biasanya diakibatkan karena :
a. Tidak adanya perhatian keluarga,
b. Lingkungan sekolah yang kurang baik
c. Kelompok pergaulan yang kurang baik
d. Media massa yang mendukung pergaulan bebas , dan
e. Teman sepermainan yang sudah terpengaruh akan pergaulan bebas.
A. Tidak Adanya Perhatian Keluarga
Umumnya keluarga adalah pelaksana sosialisasi yang paling awal yang berada didalam lingkungan satuan terkecil. Untuk menunjang agar proses sosialisasi dapat diterima anak-anak dengan baik, maka para orang tua harus melakukan usaha-usaha dan ajaran-ajaran yang baik pula. Namun di zaman sekarang ini, kebanyakan orang tua hanya mengejar materi dan kebahagiaan duniawi saja. Banyak hal-hal yang salah diajarkan orangtua tanpa sengaja sehingga mendorong anak untuk terjerumus pada pergaulan bebas, seperti :
- Membayar seorang baby sister yang tidak tahu asal-usul keluarganya untuk merawat anak mereka selama mereka bekerja.
- Tidak memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar, sehingga jiwa anak merasa tertekan dan berusaha mencari kesenangan di dunia luar.
- Tidak memiliki waktu untuk saling bertukar fikiran dan menasehati anak agar mampu membedakan yang benar dan salah.
- Memperlakukan anak dengan kekerasan, karena sudah lelah bekerja, dan
- Kurangnya kasih sayang orang tua yang dirasakan anak.
B. Lingkungan Sekolah yang Kurang Baik
Sekolah biasanya memberikan pengetahuan kepada individu tentang kehidupan social dan budaya serta peranan mereka didalamnya. Sekolah juga akan memberikan pandangan yang lebih konkrit tentang nilai-nilai dan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Namun pada masa modern ini, lingkungan sekolah malah dijadikan sebagai sarana pertama menemukan dan mengenalkan pergaulan bebas tersebut. Remaja sekarang tidak lagi mengenal rasa takut dengan guru dan mengacuhkan segala peratutan dan tata tertib sekolah yang ada.
C. Kelompok Pergaulan yang Kurang Baik
Kelompok pergaulan atau lingkungan pergaulan yang baik umumnya merupakan unit social lain yang bisa membentuk pola-pola perilaku seseorang. Kelompok pergaulan mensosialisasikan anggota-anggotanya dengan cara mendorong dan mendesak mereka untuk menyesuaikan diri terhadap sikap-sikap atau tingkah laku yang dianut oleh kelompok itu. Tetapi berbeda dengan kelompok pergaulan yang tidak baik, biasanya didalam kelompok yang kurang baik banyak sekali ajakan-ajakan negative dan ajakan tersebut cenderung mengarah terhadap pergaulan bebas. Seseorang yang takut akan di keluarkan dari kelompok pergaulannya, biasanya berusaha mengikuti dan merubah pola-pola perilakunya yang disesuaikan dengan pola perilaku kelompok tersebut, dengan maksud supaya ia diterima oleh kelompoknya , walaupun ajaran didalam kelompok tersebut menjerumuskannya.
D. Media Massa yang Mendukung Pergaulan Bebas
Masyarakat modern tidak dapat hidup tanpa komunikasi yang luas, cepat dan secara umum beragam. Media massa memegang peranan penting dalam membentuk pola-pola berfikir dalam berperilaku dengan masyarakat yang dapat di jangkaunya. Tetapi tidak semua remaja menggunakan keunggulan media massa untuk kepentingan yang bersifat positif. Banyak remaja sekarang mempergunakan teknologi-teknologi canggih untuk mengakses video dan gambar-gambar porno. Dengan media massa remaja yang sudah terjerumus pergaulan bebas dapat dengan mudah mencari teman-teman baru yang sudah terjerumus pergaulan bebas juga, sehingga pergaulan bebas sedikit demi sedikit dapat berkembang di berbagai daerah dengan pesat.
E. Teman Sepermainan yang Sudah Terpengaruh Akan Pergaulan Bebas
Teman sepermainan adalah teman yang paling dekat dengan kita. Peranan positif dari kelompok persahabatan yang baik akan berguna bagi perkembangan kepribadian individu. Namun, apabila sahabat dekat kita sendiri sudah terpengaruh akan pergaulan bebas, maka peluang kita ikut terpengaruh akan pergaulan bebas itu cukup besar.
2. Dampak Negatif Pergaulan Bebas di Kalangan Remaja
Sudah banyak diketahui masyarakat luas bahwasannya pergaulan bebas mempunyai dampak yang sangat negative bagi kehidupan kita bahkan dapat menghancurkan masa depan generasi muda. Generasi muda adalah tulang punggung dan harapan bangsa ini, remaja diharapkan dapat menyambung tongkat estafet pemerintahan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda perlu adanya filter tentang perilaku-perilaku yang negative, seperti: minum-minuman keras, sex bebas, dan menggunakan obat-obatan terlarang yang akan memancing seseorang terjangkit penyakit HIV/ AIDS.
Di zaman globalisasi sekarang ini, kita harus mampu menyelamatkan generasi muda dari pengaruh berbagai macam budaya asing yang masuk. Budaya asing ibaratkan sebuah kebebasan dari segala aspek. Tidak semua budaya asing dapat sesuai dengan kebudayaan kita. Misalnya, adanya budaya free sex.
Pada saat ini kebebasan remaja bergaul sudah sampai pada tahap yang sangat menguatirkan. Pacaran yang berlebihan pada masa remaja adalah salah satu contoh pergaulan bebas yang nyata terlihat oleh kita. Sudah tidak jarang lagi kita temukan di berbagai tempat-tempat umum, remaja saling berangkulan dan mengumbar kemesraan tanpa memperdulikan masyarakat atau orang-orang di sekitarnya. Tidak ada lagi rasa malu pada diri mereka, mereka sudah menganggap negeri ini seperti negeri bebas yang tidak memiliki budaya. Para remaja dapat bergaul antar jenis dengan bebasnya. Remaja sekarang sudah mengenal pacaran sejak awal remaja.
Pacaran di kalangan remaja saat ini sudah menjadi sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Akibatnya banyak remaja terlibat persaingan untuk mendapatkan kekasih hatinya masing-masing. Pengertian pacaran pada zaman sekarang sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 20 tahun yang lalu, akibatnya banyak remaja yang putus sekolah akibat hamil.
Oleh karena itu, pada saat pacaran, anak harus mendapatkan pengarahan mengenai idealisme dan kenyataan. Karena tidak semua kenyataan sama seperti yang kita harapkan dan sebaliknya tidak semua harapan kita menjadi kenyataan. Begitu pula dengan masa pacaran, tidak selamanya kenyamanan dan kehangatan pacaran kita rasakan selamanya.
Dalam memberikan pengarahan tentang bahaya pacaran, orang tua harus mampu meyakinkan remaja dengan ucapan dan perkataan yang lembut serta mudah dicerna remaja. Karena di masa remaja ini, perasaan remaja lebih sensitive. Dengan pertambahan usia seorang anak, orang tua dapat memberikan kebebasan lebih kepada mereka, namun harus tetap dijaga agar berada didalam perlindungan orang tua.
Mengatasi masalah pacaran membutuhkan kerja sama oramg tua dan anak. Apabila orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak, seharusnya diutarakan dengan bijaksana, jangan dengan kekerasan dan kekuasaan. Orang tua hendaknya menjadi sahabat anak dan slalu menjalin komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehinnga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.
Remaja hendaknya diberikan pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Selain itu, orangtua juga harus memberikan bimbingan mengenai latihan kemoralan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan mengerjakan perbuatan yang baik dan berguna dilakukan.
Sudah banyak hasil penelitian dan pemberitaan mengenai begitu banyak remaja yang mengaku pernah melakukan hubungan seks. Bahkan perilaku seks bebas teersebut berlanjut hingga menginjak ke jenjang perkawinan. Pola hidup seks bebas remaja semakin berkembang terus menerus seiring bertambah banyaknya budaya asing yang masuk.
Tingginya angka hubungan seks tanpa menikah di kalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. Dari sisi kesehatan, perilaku seks bebas bisa meenimbulkan berbagai penyakit dan gangguan. Sekuat-kuatnya mental seseorang untuk menghindari pola hidup seks bebas, kalau terus mengalami godaan dan dalam kondisi sangat bebas dari kontrol, tentu saja akan tergoda pula untuk melakukannya. Ancaman itu akan lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.
Saat ini untuk menekankan jumlah pelaku seks bebas terutama di kalangan remaja bukan hanya membentengi diri mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan orang tua dan selektivitas dalam memilih teman-teman. Karena ada kecenderungan remaja lebih terbuka kepada teman dekatnya ketimbang dengan orang tua sendiri.
Selain itu, sudah saatnya di kalangan remaja diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Selain itu dampak pergaulan bebas yang lain adalah dugem pada malam hari, maraknya geng motor, balap liar, dan pencurian.
3. Cara Mengatasi Pergaulan Bebas
a. Mengisi waktu luang dengan kegiatan menyenangkan.
b. Memilih teman dengan cermat
c. Menghindari diri untuk tidak pacaran
d. Meluangkan lebih banyak waktu dengan keluarga di rumah
e. Mendalami agama
f. Memperbaiki cara komunikasi
g. Perlunya remaja berfikir untuk masa depan
4 . Kesimpulan
Pergaulan bebas adalah suatu perilaku menyimpang yang melewati batas-batas kewajaran dan melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Maraknya pergaulan bebas di Indonesia di sebabkan karena kurangnya sikap mental yang tidak sehat, kurangnya pemahaman mengenai agama, pelampiasan rasa kecewa, dan kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua. Pergaulan bebas dapat dikurangi dengan memberikan dorongan dan motivasi kepada para remaja, dan memberikan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan dalam proses keremajaan mereka.
5. Saran
Pergaulan bebas tidak dapat dipandang sebelah mata, sebab pergaulan bebas adalah salah satu masalah social yang dapat merusak mental dan masa depan remaja Indonesia. Maka penulis menyarankan agar tugas kita sebagai remaja harus mampu memilih dan memfilter pergaulan yang berada di sekeliling kita. Karena, apabila kita salah dalam memilih pergaulan, maka berbagai macam hal buruk akan menimpa kita, bahkan pergaulan bebas dan menyimpang akan menimpa dan merusak masa depan kita.
waaaaw, i like it vi.
BalasHapus:D